Kota Tangerang, infotangerang.com – Di tengah hiruk-pikuk arus informasi digital yang didominasi konten viral, suara-suara lokal sering kali tenggelam. Namun, di sudut Kota Tangerang, sebuah gerakan media alternatif lahir untuk membangun kesadaran kolektif: Suara Kita.
Gerakan ini digagas oleh Azhari Zaki Alqadri, seorang insinyur teknik sipil yang kini memimpin Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Tangerang dan Koordinator Wilayah Tangerang Raya. Bagi Azhari, membangun bukan hanya soal infrastruktur fisik, tetapi juga membangun kesadaran dan ruang berpikir bersama.
“Membangun bukan hanya soal beton dan baja, tapi juga soal membentuk kesadaran dan ruang berpikir bersama,” ujarnya.
Melalui Media Center Tangerang Raya yang dibentuk di bawah naungan SMSI konstituen resmi Dewan Pers Azhari dan timnya meluncurkan program Suara Kita. Program ini dirancang untuk menyuarakan cerita dari warga, tokoh lokal, dan komunitas yang selama ini jarang mendapat sorotan di media arus utama.

Media Sebagai Pondasi Dialog
Azhari memandang media lebih dari sekadar saluran informasi. Ia meyakininya sebagai pondasi dialog dan kepercayaan publik.
Dengan latar belakang teknik, ia melihat kemampuannya bisa menjadi jembatan untuk membangun ruang sosial yang sehat. “Media lokal sering dianggap kecil, padahal dari sinilah cerita besar seharusnya dimulai,” katanya.
Program Suara Kita hadir sebagai refleksi di tengah peringatan kemerdekaan. Pertanyaannya, apakah kita sudah benar-benar merdeka dalam berpikir dan bersuara? Program ini tidak datang dengan janji, melainkan sebagai ruang untuk mendengar dan menyuarakan yang tak terdengar.
Gotong Royong Menjadi Napas Utama
SMSI Tangerang Raya tidak dibangun dari anggaran atau instruksi, melainkan dari semangat gotong royong dan kemandirian. Prinsip independensi adalah fondasi utamanya. “Kami hadir bukan untuk menguasai, tapi untuk menyatukan,” tegas Azhari.
Tantangan ekonomi dan ekosistem media lokal justru menjadi pemicu tumbuhnya semangat kolektif. Setiap episode Suara Kita menggali cerita dari desa, kota, hingga pinggiran, memberikan ruang bagi mereka yang tak pernah masuk headline.
“Karena setiap suara layak untuk didengar,” tambahnya.
Lebih dari sekadar program digital, Suara Kita adalah sebuah ekosistem. Ruang aman bagi siapa pun yang percaya bahwa media dapat berdaya dengan cara yang sehat. Ini bukan hanya suara media, melainkan suara warga, suara ide, dan suara masa depan.
Azhari menutup episode perdananya dengan ajakan, “Kalau Anda sepakat dengan yang saya sampaikan hari ini, maka ini bukan sekadar konten, tapi awal dari sesuatu yang lebih besar. Mari bersuara, mari bercerita, mari tumbuh bersama.”
Follow Berita infotangerang.com di Google News
(Ard/Rdk)

 
											



